Kaidah kesahihan matan hadis : telaah kritis terhadap kaidah ghairu syudzudz | Perpustakaan Pusat
Text
Hadis adalah perkataan, perbuatan, taqrīr, dan ihwal Nabi Muhammad Saw. Perkataan dan perbuatan Nabi secara keseluruhan terekam oleh para sahabat. Namun terdapat perbedaan terkait kualitas dan kuantitas para sahabat dalam merekam perkataan dan perbuatan Nabi. Ini karena intensitas pergaulan mereka dengan Nabi berbeda. Sudah barang tentu sahabat yang selalu berada di samping Nabi berbeda pengetahuannya dengan sahabat yang sesekali jumpa dengan Nabi. Periwayatannya melalui hafalan dan tulisan. Hanya saja pada masa Nabi, jumlah sahabat yang menulis selain jumlahnya sedikit, materi (matan) yang dicatat masih terbatas. Pasalnya, perhatian sahabat yang pandai baca-tulis pada masa itu lebih difokuskan pada penulisan Al-Qur’an. Akan tetapi tidak berarti kegiatan tulis-menulis hadis sama sekali tidak dilakukan.
Ulama hadis telah melakukan penelitian terhadap kegiatan tulis-menulis hadis. Hasilnya menunjukkan banyak dari kalangan sahabat yang mempunyai catatan hadis, di antaranya: Ayyub Al-Anshari; Abu Said Al-Hudri; Abu Bakrah Al-Saqaf; Ab Rafi’; Abū Bakar Al-Shiddiq; Ali bin Abi Thalib; dan Abi Hurayrah.
Para mukharrij bersifat kritik menerima suatu riwayat karena menurut data-data sejarah, sejak terjadinya perpecahan umat Islam yang dipicu oleh arbitrase antara pihak Ali dengan pihak Muawiyah mulai timbul usaha-usaha pemalsuan hadis. Oleh karena itu, ulama hadis telah berusaha menghimpun hadis-hadis Nabi sesuai dengan cara dan metode yang mereka tetapkan meski menghabiskan waktu yang cukup lama (lebih dari satu abad).
Bibliografi : halaman 157-162.
PR240651 | 2X2.11 MAH k C.1 | Perpustakaan Pusat UIN Walisongo | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
PR240946 | 2X2.11 MAH k C.2 | Perpustakaan Pusat UIN Walisongo | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain